Waktu kecil ia tinggal bersama
ibunya di sebuah kota kecil. Ia bertetangga dengan seorang duda yang istrinya
sudah meninggal. Duda itu tidak mempunyai anak dan hanya tinggal sendiri. Pria
malang itu melihat Jack bertumbuh dari seorang anak-anak, sampai kencan
pertamanya, lulus dari kuliah, bekerja dan menikah. Jack adalah seorang pekerja
keras yang gila kerja.
Ia bahkan tidak ada waktu untuk
putrinya dan istrinya. Setelah ia menikah, ia dan keluarganya tidak lagi
tinggal di sebelah rumah pria tua itu. Mereka pindah.
Suatu hari Jack mendapat telepon
dari ibunya, “Ingat Pak Belser? Ia meninggal dunia hari Selasa lalu.
Pemakamannya hari Kamis pagi.”
Kenangan masa kecilnya berseliweran
dalam dirinya. Ia mengenang kembali masa-masa kecilnya dengan Pak Belser.
“Halo?” suara ibunya
membangunkannya.
“Iya bu, aku akan ke sana hari
Rabu,” kata Jack
“tapi kupikir Pak Belser sudah
lupa tentang diriku.”
“Oh tidak, Jack,” kata ibunya, “Pak
Belser selalu ingat padamu.
Ia ingat akan hari-hari di mana
kamu main-main di balik pagar rumahnya dan hari ketika kamu duduk di
pangkuannya ketika istrinya meninggal.”
“Beliau orang pertama yang
mengajariku ilmu pertukangan. Tanpa beliau, aku tidak akan mungkin terjun ke
usaha ini.” kata Jack.
Sesibuk-sibuknya Jack, ia
kemudian mengatur ulang jadwalnya di hari Rabu dan Kamis. Ia menghargai Pak
Belser seperti ayahnya sendiri dan ia sangat ingin ada di sana ketika
pemakamannya.
Hari Rabu malam ia tiba di
kampung halamannya. Ia dan ibunya kemudian berjalan ke rumah Pak Belser untuk
terakhir kalinya. Di beranda, ia mengintip ke dalam rumah Pak Belser.
Terbesit banyak kenangan tentang
masa kecilnya. Sofa yang sering ia duduk, meja makan di mana ia pernah
memecahkan piring, telepon di sudut ruangan dan hey…
Jack terdiam sejenak. “Kotak emas
di ujung meja itu hilang!” seru Jack. Ibunya bingung. Segera Jack menjelaskan
tentang kotak emas di ujung mejaitu. Ukurannya tak lebih dari satu jengkal
orang dewasa dan bercat emas di luarnya. “Pak Belser selalu mengatakan itu
miliknya paling berharga dan akan diberikan kepada seseorang yang layak
menerimanya. Tapi setiap kali aku menanyakan isinya, ia selalu menjawab
‘Pokoknya berharga deh’.”
Dan sekarang kotak emas itu sudah
tidak ada lagi. Dugaan Jack, mungkin diambil oleh seorang keluarga jauhnya.
Dua minggu kemudian setelah
pemakaman, seorang kurir mengantarkan sebuah paket untuk Jack. Nama Jack
tertulis di atas paket itu dengan tulisan yang sangat sulit dibaca. Jack
membuka paket itu… Di dalamnya ada sebuah kotak emas (persis seperti kotak emas
Pak Belser yang hilang itu) dan sepucuk surat .
Jack membaca surat itu,
“Setelah kepergianku, tolong
sampaikan kotak ini kepada Jack Bennet. Ini adalah harta paling berharga yang
kumiliki.” Sebuah kunci ada dalam amplop itu, kunci untuk membuka kotak itu.
Hatinya bergetar, tanpa sadar ia menangis terharu, Jack perlahan membuka kotak
itu. Di dalamnya dia menemukan sebuah jam saku yang indah yang terbuat dari
emas. Dengan perlahan Jack membuka jam itu.
Di dalamnya terukir kata-kata
yang tak pernah ia lupakan seumur hidupnya, “Terima kasih, Jack, untuk waktumu.
Ini saya berikan jam untukmu, sesuatu yang paling berharga bagiku. Harold
Belser.”
“Yang ia hargai dariku adalah…
waktuku.” serunya perlahan. Ia menggenggam jam itu beberapa saat. Kemudian ia
menelepon sekertarisnya dan membatalkan semua janjinya untuk dua hari ke depan.
“Mengapa?” Tanya Janet, sekertarisnya.
“Aku ingin menghabiskan waktu
untuk keluargaku,” kata Jack, “dan Janet, terima kasih untuk waktumu.”
Sobat, di dunia ini ada dua hal
yang tidak bisa ditarik kembali: itu adalah perkataan dan waktu. Waktu yang
sudah lewat tidak akan bisa dikembalikan lagi. Waktu tidak bisa dipaksa mundur,
tidak bisa diperlambat dan juga tidak bisa dipercepat. Waktu akan terus
bergerak maju dengan kecepatan konstan.
Kita tidak akan bisa kembali ke
masa kanak-kanak. Kita tidak bisa mengulang satu peristiwa yang sama di waktu
itu.
Sudahkah Anda memberi waktu pada
diri Anda dan sesama Anda ?
Sudahkah orang lain menghargai
waktu yang telah Anda korbankan kepada mereka?
------------ --------
(From: Helena M.W )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.