Selasa, 17 April 2012

Puisi: Hanya Ingin Mereka Tahu, Ada AKU DISINI

Aku lihat jejak langkahku di setiap sudut jalan
Menyisakan kisah yang tidak mereka ketahui
Aku cium aroma keringatku di sepanjang jalan
Menyimpan cerita yang tidak mereka hargai

Berdirilah wahai kau gedung-gedung pencakar langit
Berpijarlah cahaya yang amat terang
Tapi aku tetap disini, di bawah kolong jembatan
Setia pada rumah kardusku dan redupnya cahaya lilin

Benalu?
Pemalas?
Itukah yang mereka pikirkan tentang diriku?
Salah !

Akulah seorang korban
Aku yang seharusnya lebih baik dari pada mereka
Aku yang bekerja keras demi hanya sesuap nasi
Tak pernah mengeluh apa yang aku dapati

Tidak seperti mereka
Mereka yang sombong berdiri kokoh pada pondasi yang aku bangun
Walaupun permata di genggaman tangan
Suaranya tak berhenti mengeluh

Dimana kepedulian mereka?
Kepadaku dan sekolompokku
Kepada kami
Sahabat jalan dan alam yang mereka tinggali

Apa mereka buta?
Apa mereka tuli?
Seolah tidak melihat dan mendengar
Nyatanya aku selalu berdiri di antara kehidupan mereka
Bukannya aku tidak ingin seperti mereka
Bukannya aku tidak coba memutar roda kehidupanku
Aku hanya kehilangan arah jalannya
Dan tidak diberi kesempatan menemukannya

Aku yang sulit menemukan kesempatan itu
Aku yang sulit mendapatkan celah cahayanya
Kalah tarung sebelum menyerang
Kalah pikir sebelum merenung

Matahari yang menjadi saksinya
Rembulan bukti pilunya
Bintang malam temani mimpinya
Dan Bumi rasakan bebannya

Kehidupan ini memang bervariasi
Terdiri dari dua magnet yang bertolak belakang dan tarik menarik
Kutub positif
Kutub negatif

Aku ada di dalam salah satunya
Mereka pun ada di dalam salah satunya
Jika aku kutub negatif
Merek kutub positif

Sebenarnya kami yang tarik menarik
Tapi saling mengalahkan
Sebenarnya kami yang tolak menolak
Dan untuk menjatuhkan

Aku tidak peduli seberapa banyak emas yang mereka gali
Aku tidak perlu tahu apa yang sering mereka makan
Tapi aku hanya ingin mereka melihat kebawah
Menyadari bahwa aku ada disini
Aku tidak pernah bersembunyi
Aku tidak pernah menampik
Aku yang dengan senang hati
Jika mereka sudi ulurkan tangannya padaku

Waktu terus berputar
Tetap menuntut adanya pergantian
Matahari setia menggantikan rembulan
Di malam hari, menemani kelelapan manusia

Tapi sampai kapan?
Sampai kapan?
Waktu menggerakan hati mereka padaku
Melarutkan jiwa yang keras itu
Melenyapkan keegoisan yang ada
Melebur keserakahan
Memadamkan api kepentingan pribadi yang berlebih
Menghanyutkan segalanya, lalu membersihkan jiwanya

Dan segera beranjak dari kebutaan mereka yang sementara
Ingatlah di bawah kaki mereka
Ada aku dan sekelompokku
Yang tidak untuk mereka injak
Yang seharusnya mereka sadar
Mereka di atas karena ada aku
Yang bagai tumpuan kaki-kaki itu

karya: ghibransmarter 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.