Selasa, 04 Desember 2012

PERENUNGAN: Go set the world a light


Go set the world a light :
"pergi dan kobarkan api Tuhan bagi dunia."

Sebuah Refleksi….
Hari ini…
Waktu demi waktu berlalu.
Tanpa kusadari..
hari ini telah memasuki bulan Desember
Itu artinya..
aku telah kembali ada di penghujung tahun..
Itu artinya..
aku akan segera mengakhiri tahun ini..
Ah…
segalanya berjalan begitu cepat..
Apakah yang telah ku perbuat?
Adakah sesuatu yang berarti telah kulakukan?
Apakah aku telah menjadi berkat bagi orang lain?
Ataukah…
segalanya berlalu bagai tanpa makna?
Hari ini..
Kuhitung kembali berkatNya yang tercurah bagiku
Betapa Dia baik bagiku…
Betapa sungguh tanganNya tak pernah lepas menggenggam tanganku..
Betapa penyertaanNya selalu ada untukku…
Betapa KasihNya selalu baru… setiap hari…
setiap saat…
TanganNya yang lembut menggandengku menapaki hari-hari
BahuNya yang perkasa menggendongku dalam masa-masa sulitku..
LenganNya yang kuat menopangku ketika aku hampir jatuh dan tergeletak…
KasihNya yang sempurna mampu membalut luka-luka hatiku
Hari ini…
Ku ingat kembali komitmenku di awal tahun…
Sungguh aku ingin lebih baik lagi!!
Menyenangkan Dia…
menjadi berkat buat sesama…!!
Namun…
seiring dengan berlalunya waktu…
Komitmen itupun turut berlalu…
Kesibukan…
kesulitan…
sakit hati…
kemalasan…
kemunafikan..
kesenangan...
Mengikis perlahan komitmen itu…
hingga nyaris tak tersisa..
Hari ini…
Saat kurenungkan semua itu…
Aku tertunduk malu…
Sering kali kuabaikan panggilanNya..
Sering kali kulalaikan pelayanan demi kesenangan semu semata..
Sering kali aku menganggap sepi kasih karunia dan kesempatan yang Dia telah berikan..
Hari ini…
Suara lembut itu kembali memanggilku..
Sapaan kasih itu kembali mengusikku..
Belaian sayang itu kembali menghangatkanku..
Menyadarkanku dari tidur panjangku..
Hari ini…
Aku ingin kembali padaNya…
Aku ingin berlari ke dalam pelukanNya..
Aku ingin merasakan dekapan KasihNya..
Aku ingin membagi diri ini… menjadi berkat buat sesama..
Karena …
Waktuku adalah…
HARI INI !!!
Gbu

Kamis, 20 September 2012

Kisah Inspiratif: Kunci Rahasia Tukang Pahat Patung


Seorang pemuda mengagumi keindahan sebuah patung. Detik itu juga dia bertekad untuk belajar mematung dari seorang seniman yang sangat terkenal di negeri itu. Setelah menempuh perjalanan jauh, pemuda itu berjumpa dengan sang seniman dan mengungkapkan keinginan hatinya untuk berguru.

Karena melihat perjuangan pemuda itu, sang pematung pun bersedia untuk menerima pemuda itu menjadi muridnya bahkan pematung itu juga berbelas kasih dengan mengizinkan pemuda itu untuk tinggal di rumahnya.

Sejak hari itu, mulailah pemuda itu belajar dengan tekun. Dengan hati-hati, dia belajar mengukur ketepatan bahan adonan semen, membuat rangka, cara menggerakkan jari-jari tangan, dan mengenali setiap tekstur sesuai bentuk dan jenis benda yang akan dibuat patung, dan berbagai kemampuan mematung lainnya. Namun setelah belajar sekian lama, pemuda itu masih merasa tidak puas dengan hasil karyanya sendiri.

Dia merasa hasil karyanya begitu jauh tertinggal jika dibandingkan dengan karya gurunya. Ia pun menilai bahwa kehebatan hasil karya gurunya itu terletak pada alat-alat yang biasa dipakai oleh gurunya dan memutuskan untuk mengambil alat-alat itu dengan diam-diam. Hal itu diketahui oleh sang guru, namun sang guru membiarkan kelakuan muridnya itu.

Selang beberapa hari, dengan wajah lesu si murid mendatangi gurunya dan berkata, "Saya sudah berusaha dan berlatih dengan tekun sesuai petunjuk Bapak. Saya bahkan telah memakai alat-alat yang biasa dipakai Bapak. Kenapa hasilnya tetap tidak sebagus patung yang Bapak buat? Apa sebenarnya rahasia tangan Bapak?"

"Ini rahasianya," jawab sang guru sambil menunjukan kedua tangannya yang kosong. Sang murid hanya menggeleng tidak mengerti. Gurunya menjawab dengan lembut, "Bapak sudah belajar dan berlatih membuat patung selama puluhan tahun. Bapak mengamati benda-benda, mencermati setiap gerak dan tekstur, kemudian berusaha menuangkannya ke dalam karya seni dengan segenap hati dan seluruh pikiran. Tidak terhitung berapa kali kegagalan yang telah dibuat, tapi tidak pernah pula Bapak berhenti mematung hingga hari ini."

"Bukan alat-alat bantu canggih yang kamu butuhkan untuk menjadi seorang pematung handal, tetapi jiwa seni dan semangat untuk menekuninya yang harus kamu punyai. Dengan begitu, lambat laun kamu akan terlatih dan menjadi pematung yang baik," lanjut sang guru dengan bijaksana.

Penjelasan sang guru membuat pemuda itu tertegun. Ia merasa malu karena masih menginginkan semua terjadi secara instant. Dengan rendah hati ia pun meminta sang seniman untuk mau terus mendampinginya agar bisa menghasilkan patung yang indah. "Terima kasih Pak, saya berjanji akan terus berlatih, mohon bersabar mengajari saya."

Bila Tuhan beserta kita..SIAPA KITA TAKUTI?

Sekelompok pejuang berkuda di belahan Eropa Timur terpukul mundur oleh para musuhnya. Mereka harus menyingkir menuju suatu tempat terpencil untuk menyusun strategi dan kembali melakukan pertempuran. Namun sebuah tempat terpencil yang mereka tuju, mengundang selisih paham diantara mereka.

Banyak pejuang berkuda tersebut menolak ikut ke tempat terpencil itu. Banyak kisah menyeramkan di tempat itu, yang memang dihuni oleh para penduduk yang dipercaya menggunakan ilmu-ilmu sihir. Sang pemimpin dan beberapa penasehatnya telah menuturkan bahwa keyakinan dan ketakutan kepada Tuhan lebih penting dari pada takut pada daerah yang katanya menyeramkan namun belum mereka datangi.

Dan juga diyakinkan bahwa dengan pertolongan dari Tuhan maka mereka akan berhasil melewatinya. Namun setengah dari kelompok tersebut akhirnya memutuskan diri untuk kembali lagi menuju area dimana mereka dipukul mundur, daripada bertaruh nyawa menuju daerah tempat sihir berada. Pemimpin pasukan itu pun tetap mempersilahkan mereka melakukan apa yang mereka mau. Dan pemimpin itu beserta sisa kelompok segera menuju tempat sihir tersebut.

Tempat tersebut demikian terpencil. Beberapa rumah tersebar. Suasana begitu sunyi dan sepi. Aura mencekam segera meliputi kelompok itu. Sang pemimpin yang tanggap terhadap suasana itu, segera bernyanyi sendiri untuk mencairkan suasana. Tidak disangka, seorang warga keluar. Berperawakan tinggi dan menampakan muka yang tidak suka. Lalu dirinya menanyakan untuk apa mereka ketempat ini.

Sang pemimpin pun menjelaskan situasi kepada orang tersebut. Setelah panjang lebar, seorang warga tersebut memberikan kode yang membuat seluruh warga dikota itu keluar dari rumah dan berkumpul. Mereka pun berjanji akan membantu para pejuang tersebut, hanya karena sihir yang mereka lepaskan untuk menghadang kelompok itu tidak bekerja dan kekuatan mereka hilang seketika.

Usai ditanyakan, ilmu sihir apa yang mereka gunakan, sang pemimpin kelompok hanya berkata bahwa, Tuhan-lah yang menolong mereka. Karena apapun bahaya yang menghadang, sedikit pun mereka tidak takut, karena ada Tuhan yang beserta mereka. Maka usai menyusun strategi, berangkatlah kelompok ini dibantu oleh bala tentara wilayah yang sebelumnya dikenal punya sihir tersebut, berganti dengan kekuatan baru yang asalnya dari Tuhan.

Semoga Bermanfaat... TUHAN memberkati!

Sabtu, 11 Agustus 2012

Renungan: Menuntut Kesempurnaan

Matius 5:16
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di Sorga.
------------------------------------------------
Sewaktu saya masih bekerja dalam suatu perusahaan multinasional, jumlah karyawan yang cukup banyak menyebabkan komposisinya terdiri dari beragam agama, suku, dan budaya. Saat itu, mayoritas staffnya diisi oleh orang Kristen dan para pekerja hariannya bukan orang-orang percaya. Kebetulan saya ditempatkan di bagian produksi yang sehari-harinya banyak berhubungan dengan pekerja harian.

Dalam keseharian di tempat kerja, seringkali saya merasa malu ketika para pekerja harian ini mengomentari dan mengeluhkan sikap dari beberapa rekan staff Kristen yang lain. Mereka selalu mengaitkannya dengan kesukuan ataupun agama Kristen, seakan-akan jika yang melakukan hal yang kurang baik itu adalah orang Kristen, hal itu lebih berat kesalahannya. Pertanyaan-pertanyaan bermunculan di pikiran saya, mengapa jika staff beragama Kristen melakukan hal yang kurang santun, mereka selalu mengeksposnya? Mengapa jika dilakukan oleh staff non Kristen mereka sepertinya tidak terlalu mempermasalahkannya?

Suatu saat saya sadar bahwa mereka hanya menilai berdasarkan standar kita sebagai orang percaya, hanya saja kita sendiri yang kadang kurang menghidupi apa yang kita yakini. Orang-orang di luar tanpa sadar mengetahui, meyakini, bahkan menuntut kita sebagai orang percaya untuk memiliki sikap kerja dan karakter yang berbeda. Jika mereka yang bukan orang percaya saja tahu hal itu, apakah kita sendiri sudah mengetahui dan menghidupinya?

Orang diyakinkan oleh apa yang kita lakukan, dan bukan hanya dari yang kita katakan.


TUHAN memberkati!


(sumber: Renungan Harian)

Renungan: Hormati Ayah dan Ibu mu

Bacaan: Hormatilah ayahmu dan ibumu- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi
(Efesus 6:2-3)

Bahwa orang tua layak memperoleh hormat dan bakti yang tulus dari anak-anaknya, adalah perintah Tuhan sendiri, suatu "kewajiban" yang tidak dapat ditawar-tawar

Orang tualah yang telah memungkinkan kita lahir, hidup, bertumbuh di bumi ini, tanpa orang tua kita tidak ada

Namun perlu diingat bahwa menghormati orang tua adalah kewajiban anak-anak untuk melaksanakannya dan bukan hak orang tua untuk menuntutnya

Menghormati orang tua itu berarti dengar-dengaran, tidak menyusahkan orang tua, melakukan apa yang baik

Anak itu mahkota orang tua, kalau anak itu rusak, maka rusaklah juga mahkota kehormatan orang tua

Perintah untuk menghormati orang tua begitu pentingnya, sehingga baik berkat yang dijanjikan Allah bagi mereka yang mematuhinya, maupun hukuman yang diancamkan Allah bagi mereka yang melanggar, kedua-duanya sama dahsyatnya

Supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, demikian berkat yang Tuhan berikan dan hukuman mati bagi mereka yang mengutuki ayahnya dan ibunya

Berbuat durhaka terhadap orang tua, dalam pranata hukum Israel,, ternyata dianggap setara dengan tindak pidana kelas berat

Betapapun buruk penampilan mereka! Betapapun tak membanggakannya prestasi mereka bagi prestise kita, mereka tetap harus kita hormati

Kita harus menghormati, mengasihi dan menyayangi orang tua kita selama mereka masih hidup dan menjaga nama baik atau memulihkan nama mereka apabila mereka sudah kembali ke rumah Bapa

Paulus dengan jelas mengatakan; "Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian"

Alkitab berkata: "Terkutuklah orang yang memandang rendah ibu dan bapanya"

Tuhan Yesus memberkati



God Bless All of You.

APA yang menarik untuk diBURU orang....?

"APA yang menarik untuk diBURU orang....??? "
Yang tinggal di gunung merindukan pantai.
Yang tinggal di pantai merindukan gunung.

Di musim kemarau merindukan musim hujan.
Di musim hujan merindukan musim kemarau.

Diam di rumah merindukan bepergian.
Setelah bepergian merindukan rumah.

Waktu tenang mencari keramaian.
Waktu ramai mencari ketenangan.

Setelah berkeluarga, belum memiliki anak mengeluh, setelah memiliki anak mengeluh bea hidup dan pendidikan.

kita tidak pernah bahagia; sebab segala sesuatu tampak indah hanya sebelum dimiliki.
Namun setelah dimiliki, tak lagi menarik.

Kapankah kebahagiaan akan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada,namun mengabaikan apa yang sudah dimiliki.

Jadilah pribadi yang SELALU BERSYUKUR,..
bersyukurlah senantiasa dengan berkat yang sudah kita miliki".

"Bagaimana mungkin selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yg luas ini?
Jangankan bumi, menutupi telapak tangan saja sulit.

Namun bila daun kecil ini menempel di mata kita, maka tertutuplah bumi!"

Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apapun maka kita akan melihat keburukan di mana-mana.
Bumi inipun akan tampak buruk.

Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil.
Jangan menutupi hati kita, walaupun hanya dengan sebuah pikiran buruk/negatif!

Bila hati kita tertutup,
tertutuplah semua ..

SYUKURI apa yang sudah kita miliki, sebagai modal untuk meMULIAkan TUHAN.
Karena hidup adalah: "waktu yang dipinjamkan"
dan
Harta adalah: "ANUGERAH yang dipercayakan"
Bersyukurlah atas nafas yang masih kita miliki.
Bersyukurlah atas keluarga dan rumah tangga yg kita miliki.
Bersyukurlah atas pekerjaan yang kita miliki.
Masih banyak orang yang tidak seberuntung kita.

Tuhan memberkati..


God Bless All of You.

(sumber Life is Beatutiful)

Suplemen: Kutipan

Sahabat hatiku,
Setiap kita pastinya telah dikaruniai kemampuan dan kekuatan yg istimewa untuk menjalani ujian didunia. Sehebat apapun ujian yang dihadapi pasti ada jalan keluarnya.
(1 kor 10:13).

Ditiap-tiap kesulitan ada kemudahan dan Tuhan tidak akan menimpakan kesulitan diluar kemampuan umat-NYA.

Jadi janganlah menyerah dengan keadaan, jika sekarang sedang kurang beruntung, sedang mengalami kekalahan......
Bangkitlah !!!

Karena sesungguhnya kemenangan akan diberikan kepada siapa saja yang telah berusaha sekuat kemampuannya.

______________

‎​"Don't walk behind me; I may not lead.
Don't walk in front of me; I may not follow.
Just walk beside me and be my friend."

"Jangan berjalan di belakangku; aku mungkin tidak memimpin.
Jangan berjalan di depanku; aku mungkin tidak mengikuti.
Berjalanlah disampingku dan jadilah temanku."

_____________

"The best things happen at the exit ramp of your comfort zone."
~ Karen Salmansohn.

"Hal-hal terbaik terjadi pada jalan keluar dari zona kenyamanan Anda."
~ Karen Salmansohn.

God Bless All of You.

Rabu, 25 Juli 2012

Inspirasi: Singkatan ST


Konon pada suatu masa di sebuah kota kecil, hidup dua orang pemuda. Mereka memang cukup ganteng dan populer. Akan tetapi, di sisi lain mereka adalah cowok yang cukup bandel, liar, dan tidak pernah menghormati orang lain – sekalipun dilahirkan dari keluarga yang cukup terhormat.


Sampai kemudian mereka melakukan hal yang serius: mencuri domba dari peternak setempat. Hal ini merupakan kejahatan yang cukup besar di masyarakat penggembala tersebut. Meski berusaha menyembunyikan kejahatan itu, namun kedua cowok itu tertangkap juga.


Karena malu, para orangtua kedua cowok itu segera mengusir dari rumahnya. Para penggembala pun mulai berunding untuk menentukan hukuman apa yang paling cocok bagi mereka.


Akhirnya mereka memutuskan untuk memberi tato di jidat kedua cowok itu dengan tulisan "ST", singkatan dari "Sheep Thief" (pencuri domba).


Karena bersifat permanen, maka tato ini akan kelihatan di dahi mereka seumur hidup.
Salah seorang cowok itu malu dengan tato tersebut dan meninggalkan kota kecil. Tidak pernah ada kabar beritanya lagi. Sedangkan yang seorang lagi memilih tetap tinggal di kota itu. Dengan penyesalan mendalam dan tekad untuk memperbaiki hubungan dengan masyarakatnya, ia mulai berbuat baik, terutama kepada warga yang pernah ia rugikan sebelumnya.


Beberapa kali perbuatan baiknya ini malah menimbulkan kecurigaan dari masyarakat setempat, tetapi ia tak peduli. Terus berbuat baik tanpa pernah memikirkan imbalan.
Setiap kali ada yang sakit, pencuri domba itu datang untuk merawat si sakit, membuatkannya bubur hangat dan menghiburnya dengan berbagai cerita-cerita lucu.


Setiap ada kesibukan dan perayaan, pencuri domba itu selalu membantu dengan sukarela. Ia tidak pernah memperhatikan apakah yang dibantunya itu kaya atau miskin.
Kadang ia menerima tanda ucapan terima kasih, entah makanan maupun uang – tetapi lebih sering ia tidak pernah menerima apapun atas segala bantuannya – dan ia memang tidak pernah memperdulikan hal itu.
Beberapa puluh tahun kemudian, seorang turis datang ke kota itu – kota yang terkenal dengan udaranya yang sejuk dan kehidupan pedesaan yang masih alami.


Ketika singgah pada sebuah warung di pinggir jalan, pelancong itu melihat seorang lelaki tua, dengan tato "ST" di jidatnya – sedang duduk di kursi goyang. Mata teduh orang tua itu tertuju pada ribuan domba di ladang samping rumahnya yang cukup megah di desa itu.


Turis itu juga memperhatikan bagaimana orang-orang yang lewat di depan rumah itu selalu menyempatkan diri untuk bercakap-cakap dengan orang tua itu – dan menunjukkan sikap yang sangat hormat, seolah-olah orang tua itu adalah bapaknya sendiri.


Ia juga melihat banyak sekali anak-anak yang bermain di halaman rumah yang tidak memiliki pagar itu. Turis mengamati, sesekali anak-anak itu menghentikan permainan mereka dan memeluk mesra orang tua itu.


Karena penasaran, orang asing itu bertanya kepada pemilik warung, "Apa arti huruf ST yang tertulis di jidat orang tua itu ?"


Jawab pemilik warung, "Saya tidak tahu. Kejadiannya sudah lama sekali ..." sahut pemilik warung. Setelah terdiam sejenak untuk merenung, pemilik warung tersebut melanjutkan, "... Mmm, menurut saya tulisan itu singkatan dari kata 'Santo'."




Apa pun yang kau berikan kepada alam, suatu saat alam akan mengembalikannya, lengkap dengan bunga-bunganya ... 




God Bless All of You.


(Sumber: Life Is Beautiful)

Renungan Harian: Iman Seperti Anak Kecil


Bacaan: Matius 18:10
Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang
wajah Bapa-Ku yang di sorga.


-------------------------------


Karl Barth, seorang teolog ternama, dan juga salah satu yang terbesar di abad 20 ini, pernah ditanya oleh seorang anak muda seusai sebuah seminar, "Jika anda merangkum semua pengajaran anda, bagaimana anda merangkumnya dalam sebuah kalimat?"


Karl Barth menjawab dengan riang dengan mengutip lagu anak-anak Sekolah Minggu, "Jesus Loves me, this I know, for the Bible tells me so..." Lagu ini adalah lagu yang Karl Barth dengarkan waktu dia kecil, senantiasa disenandungkan oleh ibunya.


Seringkali iman anak kecil adalah harta yang "seolah" kita tinggalkan saat kita makin dewasa, saat karir kita makin hebat dan kita dipenuhi dengan segala metode manajemen dan analisa ekonomi yang rumit.


Hari ini, krisis ekonomi akibat kredit macet perumahan di Amerika, mengguncang sendi-sendi perekonomian dunia. Perusahaan - perusahaan besar yang mungkin tidak pernah terbayangkan akan goyah, ternyata goyah juga. Orang yang kita kira pintar ternyata gagal juga. Banyak orang mulai kuatir, memikirkan pekerjaan mereka, investasi mereka, masa depan mereka, dan lain-lain. Kekuatiran kita menggunung dan menghalangi mata iman kita untuk melihat bagaimana Allah memelihara kita seperti Dia memlihara burung pipit. Iman yang mungkin rasanya mudah kita peroleh waktu kita kanak-kanak.


Terkadang pengetahuan kita yang tingi dan rumit menambah rasa kuatir kita, gantinya percaya pada Tuhan, kita menerima tekanan kekuatiran dan kegelisahan dari dunia. Tentu baik untuk belajar dan memperoleh ilmu pengetahuan setinggi mungkin, akan tetapi biarlah kita bisa selalu percaya kepada-Nya, dengan iman yang sederhana, teguh, dan tidak tergoncangkan keadaan dunia. Iman yang sederhana itu, iman seorang anak kecil.


Rahasia terdalam tidak akan gagal dipahami
oleh iman sederhana seorang anak kecil.


(sumber: Renungan Harian)

Jumat, 06 Juli 2012

Hidup adalah Anugrah: BEBAN DOSA

Seorang pendeta berdiri di pinggir jalan di dekat sebuah halte bus.
Tak henti-hentinya ia berteriak: “Siapa yang percaya bahwa Yesus
adalah Tuhan, maka ia akan diselamatkan.” Ia juga meneriakan
agar semua manusia bertobat dan tak berbuat dosa.
 
Tiba-tiba seorang anak muda datang dan berdiri di depannya lalu
bertanya; “Bapak pendeta; Anda mengatakan bahwa semua
manusia adalah orang-orang berdosa tanpa terkecuali. Membawa
serta dosa dalam diri sendiri sama dengan memikul sebuah beban
yang amat berat. Namun saya tak pernah merasakannya
sedikitpun. Katakanlah padaku, berapa berat sebuah dosa itu? Lima
kilo? Sepuluh kilo? Atau seratus kilo?”

Sang pendeta memperhatikan anak muda tersebut dengan
seksama lalu balik bertanya; “Bila kita meletakan 500 kilo beban ke
atas mayat, apakah mayat tersebut akan merasa bahwa beban
yang dipikulnya itu berat?” Dengan cepat dan pasti anak muda
tersebut menjawab; “Tentu saja tidak!! Ia pasti tidak merasa berat
karena ia telah mati.”

Sang pendeta mengagumi anak muda tersebut. Sambil tersenyum
ia menjawab; “Hal yang sama terjadi pada kita. Kita tentu tak
merasa bahwa beban dosa yang kita pikul itu berat. Karena pada
saat kita berada dalam dosa, saat itulah kita sebetulnya telah mati.”

-------------
Bila anda masih mampu merasa sakit berhadapan dengan dosa-
dosa yang anda perbuat, maka bersyukurlah karena Roh Kudus
sedang bekerja dalam diri anda untuk mengingatkan anda untuk tak
berbuat dosa lagi. Namun bila suatu saat anda tak merasa bersalah
sedikitpun saat berbuat dosa, maka saat itu sebetulnya anda telah
mati.
“Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak
berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak
melihat dan tidak mengenal Dia.” (1 Yohanes 3: 6)

Semoga bermanfaaat... TUHAN memberkati!

Senin, 02 Juli 2012

Sejenak Bijak: LAMPU KEBAIKAN


Suatu malam sebuah desa kecil di Brazil dilanda hujan lebat, ada seorg ibu 
yg akan melahirkan.
Hanya seorang anak umur 5 tahun yang mendampinginya.
Dalam kondisi darurat, ibu tsb menelpon ke kantor polisi.
Tapi karena hujan badai telah menyebabkan banjir, hanya tinggal seorang 
polisi penjaga pos saja yg tersisa.
Dia pun menelepon ke rumah ketua ormas lokal & minta bantuan.
Ketua ormas itu segera menyanggupi & menjemput mengantarkan sendiri sang ibu 
ke RSB.
Persalinan berjalan dgn lancar, si ibu & bayinya selamat.
Saat itu baru terpikir oleh sang ketua bahwa di rumah ibu tsb masih ada 
seorang anak kecil, yg harus segera diselamatkan.
Dia lalu menelpon ke salah seorang anggotanya yg paling tidak punya 
kepedulian & juga merupakan orang terakhir yg masih belum ada tugas keluar,
minta bantuannya untuk menolong anak yg masih di rumah itu.
"Orang terakhir ini" keluar dari dalam selimut hangatnya, dengan bermalas²an 
ia mengemudi mobilnya ke rumah anak itu, di sepanjang perjalanan mengutuk
cuaca yg buruk dan kenapa ia harus melakukan hal tsb.
Setelah lewat berbagai macam rintangan, akhirnya ia dapat menemukan si anak 
& menggendongnya ke dalam mobil.
Setelah masuk ke dalam mobil, anak itu terus memandanginya, mendadak si anak 
membuka mulut dan berkata, "Apakah kamu Tuhan?"
Dia kebingungan, bahkan dia berpikir mungkin anak ini telah menjadi gila 
karena mengalami bencana.
Dia kemudian menjawab dengan agak tergagap,"Nak, mengapa kamu katakan saya 
adalah Tuhan?"
Anak itu berkata, "Ketika ibu keluar rumah, dia berpesan agar saya berani 
tinggal di rumah sendirian. Dia juga bilang bahwa saat ini hanyalah Tuhan yg 
bisa menolong kami".
Mendengar perkataan ini, mukanya segera memerah dari wajah hingga ke ujung 
kakinya.
Matanya sembab, dengan sebelah tangannya ia meraba² kepala anak ini, dengan 
nada penuh kasih dia berkata pada si anak, "Saya bukan Tuhan nak, saya 
adalah
temanmu!"
Dia tak pernah berpikir bahwa suatu hari kelak dia akan menjadi Tuhan di 
mata orang lain.
Dia mendadak merasakan bahwa ekspresi polos dari wajah anak itu telah 
menyalakan lampu yg ada di dalam dirinya :Lampu Kebaikan.


(From:"Charles Asiku, Ir." cha6966@yahoo.com ) 

Sejenak Bijak: Dokter...


Ada seorang dokter militer yang telah mengikuti pasukan tempur ke beberapa medan perang. 


Ia mengobati para tentara yang terluka di medan tempur. 


Bila pasiennya telah sembuh dari luka, mereka akan di kirim kembali untuk kembali bertempur. 


Akibatnya, mereka menjadi terluka lagi, bertambah parah bahkan ada pula yg terbunuh. 


Setelah melihat kejadian ini ber-ulang2, dokter tersebut akhirnya mengalami shock & patah semangat. 


Pikirnya : 
" Bila seseorang ditakdirkan untuk mati, mengapa aku harus menyelamatkannya? Toh takdir mereka untuk mati dlm peperangan. 


Bila pengetahuan medisku ada gunanya, mengapa ia pergi ke medan perang dan akhirnya kehilangan nyawanya. "


Dokter tersebut tidak memahami, apakah ada artinya ia menjadi dokter militer, dan ia merasa sangat sedih sehingga ia tidak mampu menyembuhkan orang lagi. 


Karenanya, ia naik gunung untuk mencari ketenangan hati dan merenung. 


Setelah menenangkan diri dan merenung selama beberapa bulan ... 


Akhirnya, ia pun mengerti masalah dia sepenuhnya. 


Ia turun gunung untuk terus berpraktek sebagai dokter. 


Katanya : 
"INI KARENA AKU ADALAH SEORANG DOKTER". 


Catatan: 
Tidak meng-identifikasi diri sendiri dgn sesuatu atau menghubungkan sesuatu dengan "aku" dan mengerti bahwa ide adanya "aku" yg berbeda dari benda lain adalah noda, itulah kebijaksanaan sejati. 

Sejenak Bijak: 6 Failures...

James Dyson merupakan seorang pengusaha yang mampu mengumpulan kekayaan hingga 1.45 Milyard Poundsterling hanya karena menemukan mesin penghisap debu yang merknya menggunakan namanya. 


Keistimewaan penghisap debu ini karena tdk menggunakan kantongan plastik, sehingga menjadi fenomenal di Inggris dan USA. 


Dia mengaku melakukan 5.126 kali kesalahan sebelum menciptakan mesin ini. 


Ada 6 buah kesalahan yg bisa memicu kreatifitas. 


1. Abject Failure (kesalahan memalukan) 
Contoh kebocoran radiasi nuklir di Fukhusima Jepang, memicu penemuan nuklir ramah lingkungan. 


2. Structural Failure 
Contoh MS Windows yang banyak salahnya trus dibetulkan lg oleh Microsoft. 


3. Glorious Failure 
Kesalahan ramuan anti sakit kepala & stress di beri soda jadi Coke. 


4. Common Failure 
Tony Buzan mengembangkan ide mengenai Mind Map 


5. Version Failure 
Kesalahan menggunakan warna sehingga timbul warna baru misalnya Magenta 


6. Predicted Failure 
Contohnya penemuan mesin penghisap debu di awal cerita. 


St Agustinus pernah berkata: "Fallor Ergo Sum" artinya 
"Karena Aku berbuat Salah, maka Aku Ada". 

Sabtu, 30 Juni 2012

Kisah Inspiratif: Bertemu Dengan Tuhan ?

Beberapa hari yang lampau saya harus bertemu dengan seorang pejabat tinggi di salah satu hotel bintang lima di pusat kota Amsterdam, maka dari itu saya harus melewati daerah kumuh tempat para gelandangan dan pecandu disitu.

Tiba-tiba saya mendengar panggilan "Selamat pagi Tuan!", saya menoleh kebelakang dan saya melihat seorang pengemis tua dengan wajah yang kotor, dekil dan bau alkohol rupanya ia sudah ber-minggu2 tidak mandi. Pakaiannya pun bau dan kotornya sudah tak terlukiskan lagi. Pengemis ini sedang memegang cangkir besar yang berisikan kopi panas. Ia menawarkan kepada saya "Maukah Bapak minum seteguk dari air kopi saya?"

Dalam hati saya jangankan minum dari cangkirnya dekat dengan diapun rasanya sudah muak dan jijik, apalagi kalau melihat kumis dan jangutnya yang masih penuh dengan sisa2 makanan dari kemarin. Disamping itu kalau saya minum dari cangkir bekas dia, jangan2 nanti saya akan ketularan penyakit AIDS?

Logika dan otak saya melarang saya untuk menerima tawaran tsb, tetapi hati nurani saya menganjurkannya: "Percuma lho ke gereja tiap minggu, kalau lho masih mempunyai pikiran dan praduga buruk terhadaorang  lain!"  Akhirnya  saya  datang  ke  pak  tua  itu  dan minum  seteguk  kopinya,  tetapi  logika  dan  pikiran  saya  berjalan terus. "Apa sih maksud si pak tua ini, menawarkan kopinya kepada
saya, jangan2 ia mau minta duit!"


 Tetapi saya sudah siap dan ikhlas untuk memberikan uang kepadanya sebagai imbalan dari kopi tsb. Walaupun demikian saya ingin menanyakannya terlebih dahulu: "Kenapa Bapak menawarkan kopi kepada saya?" - "Saya ingin Anda bisa turut menikmatinya, bagaimana enaknya kopi di pagi hari apalagi pada saat dingin seperti sekarang ini." Ketika saya mendengar jawaban  tsb saya merasa malu dengan pradugsaya  terhadap dia.  kenyataannya harus  belajar  dari  seorang  pemabuk  dari  seorang  gelandangan yang tidak berpendidikan. Walaupun demikian logika saya masih belum mau menyerah, saya masih tetap tidak percaya: - masa sih si pak tua ini tidak ada maunya,

- masa sih si pak tua ini tidak ingin mendapatkan sesuatu imbal balik dari saya,

- masa sih ia mau memberikan seuatu dengan tanpa pamrih,


- apalagi pada saat ini ia lagi membutuhkannya


- pasti ia akan minta uang!


Berdasarkan  pemikiran  diatas,  akhirnya  saya  menanyakannya sekali lagi kepada dia "Adakah sesuatu yang bisa saya bantu untuk anda?"

- Pengemis itu menjawab: "Ada!"
  
 -  wah  betapa  senangnya  saya  ketika  mendengar  jawaban  tsb, sebab dengan demikian saya bisa membuktikan analisa saya yang jitu!

"Apakah anda membutuhkan sesuatu?"


- "Tidak!" jawabnya, "saya hanya ingin dipeluk saja oleh Anda, karena saya sudah tidak                mempunyai kawamaupusanak keluarga lagi." jawab pengemis tsb.

Saya kaget mendengar jawaban yang tak diduga tsb, pertama karena analisa dan praduga saya tidak benar, tetapi lebih daripada itu, bagaimana mungkin saya bisa memeluk seorang gelandangan yang sudah ber-bulan2 tidak mandi sehingga pakaiannya kotor dan bau sekali, apalagi sebentar lagi saya harus bertemu dengan seorang pejabat tinggi, jangan2 pakaian saya akan menjadi bau dan kotor juga. Bahkan "Jangan-jangan bisnis saya bisa gagal nanti!", karena pejabat tinggi itu mungkin akan merasa diremehkan oleh saya, kalau saya datang menemuinya dengan pakaian kotor dan bau!

Tetapi entah kenapa, tanpa saya bisa dan mau berfikir lebih lanjut, saya langsung memeluk pak tua pengemis tsb dengan erat, seperti saya memeluk putera saya sendiri. Tanpa saya sadari kejadian tsb disaksikan oleh banyak orang disekitarnya, yang merasa aneh dan janggal melihat seorang yang berpakaian lengkap dengan dasi dajas  mau  memeluk  seorang  pengemis  tua,  yang  kotor  dan  bauseperti pada saat pertemuan dari dua orang kawan akrab  yang telah bertahun-tahun tidak saling berjumpa.

Pada saat saya sedang memeluk pak tua tsb, se-akan2 terdengar suara sayup-sayup yang sangat lembut: "Ketahuilah: waktu kalian melakukan hal itu, sekalipun kepada salah seorang dari saudara- saudara-Ku yang terhina, berarti kalian melakukannya kepada-Ku!" Saya merasa se-akan2 saya telah bertemu dan memeluk Tuhan Yesus pada saat tsb.

Saya telah diundang minum kopi oleh seorang pengemis, tetapi kebalikannya  apakah  saya  bisa  dan  saya  mau  mengundang seorang pengemis untuk minum dan makan bersama dengan saya dan keluarga saya? Kita lebih mudah dan lebih ikhlas memberikan uang kepada seorang pengemis daripada mengundang dia untuk turut  makan  atau  minum  bersama  dengan  kita.  Apakah  Anda pernah mengundang seorang pengemis untuk makan atau minum dirumah Anda?

Berdasarkan pengalaman tsb saya baru sadar bahwa kalau kita mau mencari Tuhan carilah dengan "Kasih", jangan dengan pikiran logika, karena kekuatan dan kuasa kasih ada jauh lebih besar dan lebih kuat dari segala macam logika yang ada di dunia ini. Kalau orang minta bantuan kepada  kitgantilah pikiran  logika dengan perasaan kasih, karena Tuhan jugmengasihi kita tanpa
menggunakan logika.


Bunuhlah perasaan praduga yang ada di dalam diri kita dan hapuslah perkataan "Jangan-jangan" yang ada di dalam kamus kehidupan kita! Ibu saya tidak bisa menulis dan membaca. Ia membesarkan kami anak2nya hanya dengan penuh rasa kasih sayang tanpa segala macam theori physiologi pendidikan, tetapi saya masih bisa merasakan hasilnya sampai dengan detik ini, walaupun setengah abad telah lewat.

Logika bisa mengotori dan meracuni perasaan kasih. Logika adalah tembok pemisah antara Sang Pencipta dengan manusia! When Jesus said, "If you love Me, keep My commandments" (Jn. 14:15), He was giving us the supreme test of our devotion to Him. Do we pass the test?


(sumber: Hiddup adalah Anugrah)