Selasa, 17 April 2012

Puisi: "Salutku Pada-Mu"

Aku salut pada-Mu, wahai Sang Maha Kreatif.

jauh sebelum hadirnya bumi ini
Engkau telah tentukan segala sesuatu:

rezeki,
umur,
maut,
jodoh,
pilihan bebas,
bahkan ruang mengada untukku.

Tentang rezeki?
Itu dia yang mau kuceritakan pada-Mu.
Pernah Engkau coba diriku bergelimangan harta,
dan aku yakin sedikit pun bukanlah keisengan-Mu
mengukur-ukur sejauh mana aku bisa tahan terhadap godaan
jernih memandang dengan kedua mata.

Lalu, Engkau saksikan sendiri rupanya aku lupa segalanya,
dan Engkau berkata:

“Keren sekali perbuatanmu, ya?!”

Seketika ramah sekali tegur sapa-Mu. Merubah semuanya!
Aku? Sedikit pun tak sempat lagi bertanya. Aku pun menerima.

“Ya, sudahlah, kalau itu jadi ketetapan-Mu. Santai saja.”

Tentang umur?
Heran sekali aku sampai kini.
Muda belia wajahku terang. Engkau berkahi segala seri
ketika orang-orang di sekelilingku berubah tua:
muka mereka berkerut-kerut
akibat terlalu khusyuk
berlari mengejar dunia dan mimpi yang luput terjemput.
Engkau bisikkan padaku suatu nasehat awet muda:

“Ingatlah! Jangan pernah memeram sesak di dada.”

Dan sewaktu segala yang pernah kumiliki hilang,
aku teringat semua pesan-Mu yang membuatku tenang.

Tentang maut?
Untuk yang satu ini,
entah kenapa meruapkan bulu tengkukku juga.

Aku tahu maut itu
sungguh rahasia-Mu yang paling keren,
diam-diam petantang-petenteng,
sim sala bim – tubuh berat terasa enteng
mati. Mana ada istilah tunda.
Mati selalu pas dengan waktunya,
siapa pula yang mampu menyangkalnya?
Aku atau kau, kawanku?
Ah, yang benar saja!
Ini di luar perhitungan akal manusia.
Kalau begitu, ya, sudahlah pasrahkan saja.
Yang penting selagi napas belum sampai tenggorokan,
ada baiknya segala amal kebajikan ditambah-tambah,
ada manfaatnya segala keisengan berbuat dosa dikurangi saja,
atau tetapkan hati agar jangan mau lagi diperbudak nafsu durjana.

Tentang jodoh?
Ini juga kehebatan-Mu
wahai Sang Maha Kreatif.
Ketetapan-Mu melukiskannya teramat indah.
Diumpamakan bak tumbuhan tak bisa pisah dari tanah.
Bila biji-bijian bertemu lahan gembur,
yang terpilih membesar, menjulang tinggi dan tumbuh subur.

Buktinya apa?
Insan yang bertemu jodohnya,
Engkau jamin bisa langgeng sekali musim kawin,
beranak-pinak dan berkembangbiak
seiring semakin banyak cinta di dahan dan reranting pohon kehidupannya.
Masing-masing sepanjang masa badannya sehat montok gemuk
biar pun mungkin makan dengan nasi dan kerupuk,
tapi lihatlah selalu memanjatkan do’a, minta restu-Mu dengan khusyuk.

Tentang pilihan bebas?
Aduhai! Ini luar biasa.
Wahai Sang Maha Kreatif
Aku salut pada-Mu.
Pilihan bebas
Engkau berikan padaku,
pada setiap orang
pada setiap mahluk ciptaan-Mu.

Aku bebas menentukan
apa hari ini mau terbelenggu
rantai nafsu di leherku,
lepas lelas bak kuda jantan
liar berlari menembus batas.
Setibanya di sana baru merasa napas hendak lepas,
bayaran lunas atas cinta pada dunia yang bebas.

Tentang ruang mengada?
Keren sekali! Engkau sediakan khusus untukku,
untuk tiap orang sesuai batas kemampuan memikul beban,
bertanggungjawab terhadap apa yang diekspresikan.
Untuk itulah terimalah rasa syukurku
pada kemurahan-Mu, wahai Sang Maha Kreatif.

Sungguh aku salut pada-Mu!

(oleh: Nopemrber 11)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.