Selasa, 27 Maret 2012

'ODOL" dari Surga.....

Cerita menggelikan ini kudengar ketika duduk dibangku SMA dulu. Cerita yang
akhirnya tertulis begitu dalam di relung-relung hati. Cerita yang meskipun
naif, namun bermakna sangat dalam.
Kisah nyata dari seseorang yang dalam episode hidupnya sempat ia lewati dalam
penjara. Bermula dari hal yang sepele. Lelaki itu kehabisan odol dipenjara.
Malam itu adalah malam terakhir bagi odol diatas sikat giginya. Tidak ada
sedikitpun odol yang tersisa untuk esok hari. Dan ini jelas-jelas sangat
menyebalkan. Istri yang telat berkunjung, anak-anak yang melupakannya dan
diabaikan oleh para sahabat, muncul menjadi kambing hitam yang sangat
menjengkelkan. Sekonyong-konyong lelaki itu merasa sendirian, bahkan lebih
dari itu : tidak berharga ! Tertutup bayangan hitam yang kian membesar dan
menelan dirinya itu, tiba-tiba saja pikiran nakal dan iseng muncul. Bagaimana
jika ia meminta odol pada TUHAN ?



Berdoa untuk sebuah kesembuhan sudah berkali-kali kita dengar mendapatkan
jawaban dari-NYA . Meminta dibukakan jalan keluar dari setumpuk permasalahanpun
bukan suatu yang asing bagi kita. Begitu pula dengan doa-doa kepada orang tua
yang telah berpulang, terdengar sangat gagah untuk diucapkan. Tetapi meminta
odol kepada Sang Pencipta jutaan bintang gemintang dan ribuan galaksi, tentunya
harus dipikirkan berulang-ulang kali sebelum diutarakan. Sesuatu yang sepele
dan mungkin tidak pada tempatnya. Tetapi apa daya, tidak punya odol untuk esok
hari –entah sampai berapa hari-menjengkelkan hatinya amat sangat. Amat tidak
penting bagi orang lain,tetapi sangat penting bagi dirinya.; Maka dengan tekad
bulat dan hati yang dikuat-kuatkan dari rasa malu, lelaki itu memutuskan untuk
mengucapkan doa yang ia sendiri anggap gila itu. Ia berdiri ragu-ragu dipojok
ruangan sel penjara, dalam temaram cahaya, sehingga tidak akan ada orang yang
mengamati apa yang ia lakukan. Kemudian dengan cepat, bibirnya berbisik :
“TUHAN, Kau mengetahuinya aku sangat membutuhkan benda itu”. Doa selesai. Wajah
lelaki itu tampak memerah. Terlalu malu bibirnya mengucapkan kata amin. Dan
peristiwa itu berlalu demikian cepat, hingga lebih mirip dengan seseorang yang
berludah ditempat tersembunyi. Tetapi walaupun demikian ia tidak dapat begitu
saja melupakan insiden tersebut. Sore hari diucapkan, permintaan itu
menggelisahkannya hingga malam menjelang tidur. Akhirnya, lelaki itu –walau
dengan bersusah payah- mampu melupakan doa sekaligus odolnya itu.

Tepat tengah malam, ia terjaga oleh sebuah keributan besar dikamar selnya.
“Saya tidak bersalah Pak !!!”, teriak seorang lelaki gemuk dengan buntalan tas
besar dipundak, dipaksa petugas masuk kekamarnya,” Demi TUHAN Pak !!!
Saya tidak salah !!! Tolong Pak…Saya jangan dimasukin kesini
Paaaaaaaaak. .!!!”

Sejenak ruangan penjara itu gaduh oleh teriakan ketakutan dari ‘tamu baru’
itu.
“Diam !!”, bentak sang petugas,”Semua orang yang masuk keruangan penjara
selalu meneriakkan hal yang sama !! Jangan harap kami bisa tertipu !!!!”
“Tapi Pak…Sssa..”

*Brrrraaaaang !!!!*

Pintu kamar itu pun dikunci dengan kasar. Petugas itu meninggalkan lelaki
gemuk dan buntalan besarnya itu yang masih menangis ketakutan.
Karena iba, lelaki penghuni penjara itupun menghampiri teman barunya.
Menghibur sebisanya dan menenangkan hati lelaki gemuk itu. Akhirnya tangisan
mereda, dan karena lelah dan rasa kantuk mereka berdua pun kembali tertidur
pulas

Pagi harinya, lelaki penghuni penjara itu terbangun karena kaget. Kali ini
karena bunyi tiang besi yang sengaja dibunyikan oleh petugas. Ia terbangun dan
menemukan dirinyanya berada sendirian dalam sel penjara. Lho mana Si Gemuk,
pikirnya. Apa tadi malam aku bemimpi ? Ah masa iya, mimpi itu begitu nyata ??
Aku yakin ia disini tadi malam.

dipojok ruangan. Lelaki itu segera menoleh dan segera menemukan benda yang
dimaksudkan oleh petugas. Serta merta ia tahu bahwa dirinya tidak sedang
bermimpi

“Sekarang dia dimana Pak ?”, tanyanya heran.
“Ooh..dia sudah kami bebaskan, dini hari tadi…biasa salah tangkap !”, jawab
petugas itu enteng, ”saking senangnya orang itu bilang tas dan segala isinya
itu buat kamu”. Petugas pun ngeloyor pergi.

Lelaki itu masih ternganga beberapa saat, lalu segera berlari kepojok
ruangan sekedar ingin memeriksa tas yang ditinggalkan Si Gemuk untuknya.

Tiba-tiba saja lutunya terasa lemas. Tak sanggup ia berdiri. “Ya..TUHAAANNN
!!!!”, laki-laki itu mengerang. Ia tersungkur dipojok ruangan, dengan tangan
gemetar dan wajah basah oleh air mata. Lelaki itu bersujud disana, dalam
kegelapan sambil menangis tersedu-sedu. Disampingnya tergeletak tas yang tampak
terbuka dan beberapa isinya berhamburan keluar. Dan tampaklah lima kotak odol,
sebuah sikat gigi baru, dua buah sabun mandi, tiga botol sampo, dan beberapa
helai pakaian sehari-hari.

Kisah tersebut sungguh-sunguh kisah nyata. Sungguh-sungguh pernah terjadi. Dan
aku mendengarnya langsung dari orang yang mengalami hal itu. Semoga semua ini
dapat menjadi tambahan bekal ketika kita meneruskan berjalan menempuh kehidupan
kita masing-masing. Jadi suatu ketika, saat kita merasa jalan dihadapan kita
seolah terputus. Sementara harapan seakan menguap diganti deru ketakutan,
kebimbangan dan putus asa.

Pada saat seperti itu ada baiknya kita mengingat sungguh-sungguh bahkan Odol
pun akan dikirimkan oleh Surga bagi siapapun yang membutuhkannya. Apalagi jika
kita meminta sesuatu yang mulia. Sesuatu yang memuliakan harkat manusia dan IA
yang menciptakan mereka.

Seperti kata seorang bijak dalam sebuah buku : “*Seandainya saja engkau
mengetahui betapa dirimu dicintai-NYA, hati mu akan berpesta pora setiap saat*”


*selesai*


(sumber: email dari teman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.