Sabtu, 31 Maret 2012

Masa Paska dalam Tahun Liturgi

Bagi umat Kristen di jagat raya ini, Paska adalah hari raya yang terutama dalam Tahun Liturgi Gerejawi. Mengapa demikian? Karena Paska adalah inti Injil keselamatan yang dikerjakan Kristus melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Tanpa kebangkitan Kristus maka sia-sialah iman percaya kita kepada Kristus. Untuk menghayati dan memahami makna Masa Paska dalam Tahun Liturgi, Bidang Koinoinia PGI telah menyisipkan artikel dalam Buku Almanak Kristen Indonesia (BAKI) tahun 2012, sebagai pegangan warga gereja dalam menyambut dan merayakan masa Prapaska, Masa Paska, hingga Masa Pentakosta dan Kenaikan Tuhan Yesus Kristus. Marilah kita menghayatinya bersama.

PASKA
Istilah Pasca, bahasa Portugis, dikembangkan melalui bahasa Latin dan Yunani dari kata Ibrani Pesakh, yang berarti ‘lewat’. Yang lewat adalah malaikat maut, yang dilewati adalah maut sendiri (lambangnya ialah penyeberangan Laut Tiberau dan Sungai Yordan). Huruf terakhir dari kata Ibrani Pesakh kemudian dalam bahasa Yunani pindah ke tengah: Paskha, sehingga dalam bahasa Indonesia seharusnya ditulis: Paska, (tanpa ‘h’ di ujung). Paska Kristus (lewat kematian) adalah konsekuensi pengertian Paska dari Kitab-kitab Perjajian Lama (band. Lukas 24:44-45). Paska adalah dasar eksistensi gereja dan seyogianya dirayakan lebih intensif daripada hari Natal.

PRAPASKA
Masa persiapan sebelum Paska. Ada yang memulainya dengan Septuagesima, yakni pada Hari ke-9 sebelum Paska. Lebih umum adalah Masa 40 hari sebagai masa persiapan, mulai dengan Rabu Abu. Ada juga yang memulai Masa Prapaska dengan hari ke-50 sebelum Paska, sehingga seluruh siklus Paska menjadi ‘100 Hari’ (sebenarnya 100 – 1 = 99 hari).
SEPTUAGESIMA. Septuagesima (bahasa Latin) = ‘yang ke-70’.
Angka 70 itu tidak menunjukkan hari ke-70 sebelum Paska, tetapi melambangkan ke-70 bangsa di dunia (kej. 10) serta ke-70 tahun masa pembuangan di negeri Babel (2 Tawarikh 36:21; Yeremia 25:11,12)
SEXAGESIMA. Sexagesima (bahasa Latin) = ‘yang ke-60’.
Ini hanya nama saja, sama seperti ‘yang ke-70’ tadi bukan perhitungan tepat dari hari kesekian sebelum Paska.
QUINQUAGESIMA. Quinqagesima (bahasa Latin) = ‘yang ke-50”.
Inilah perhitungan tepat hari ke-50 sebelum Paska, sama seperti Pentakosta (bahasa Yunani) adalah yang ke-50 sesudah Paska.
ESTO MIHI. Esto Mihi (bahasa Latin) = ‘Jadilah bagiku’ (Mazmur 31:3b)
Kata pertama antifon (refren) Mazmur Pembukaan, apabila Hari Minggu ke-7 sebelum Paska (Quinguagesima) memakai tematik penampilan Yesus dalam
kemuliaan di atas gunung (sebagaimana berlaku menurut penanggalan Tahun Liturgi sebelum Konsili Trente pada abad ke-16).
Warna bagi ketiga Hari Minggu ini: Hijau (meneruskan warna Masa Biasa sesudah Epifania); namun ada juga tradisi yang sudah mulai memakai warna ungu di sini. Dewasa ini pada umumnya tidak dipakai lagi Septuagesima dan Sexagesima (sehingga juga warna ungu tidak berlaku lagi di sini. Dalam tradisi Lutheran Hari Minggu Quinguagesima tetap dipertahankan dengan nama tradisionalnya Esto mihi, yakni sebagai titik peralihan, menurut cerita Injil, dari perjalanan Yesus di Galilea kepada perjalanan-Nya ke Yerusalem, yang ditandai oleh kisah tentang Yesus yang tampak dalam kemuliaan di atas gunung bersamasama dengan Musa dan Elia (suara dari atas: ‘Inilah Anak yang Kukasihi’). Jika itu berlaku sebagai tematik untuk Hari Minggu ke-7 ini sebelum Paska (yakni tepat hari ke-50), maka warnanya ialah warna Paska, yakni putih (sama seperti ‘Epifania’ dan ‘Kamis Putih’ sudah bersifat Paska sebelum Paska, mengingat relasinya dengan Baptisan, baik dari Yesus di Sungai Yordan maupun dari Israel di Laut Merah). Dalam Lukas 9:31 dikatakan bahwa Musa dan Elia berbicara dengan Yesus tentang ‘tujuan kepergian-Nya’, dalam bahasa Yunani ekshodos atau exodus-Nya yakni ‘Keluaran-Nya’, Paska-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.
QUADRAGESIMA. Quadragesima (bahasa Latin): ‘yang keempatpuluh’.
Hari ke-40 sebelum Paska, yang juga disebut ‘Rabu Abu’. Jika dihitung menurut jumlah hari antara Rabu Abu dan Paska, maka ternyata jumlah itu bukan 40, melainkan 46. Maka untuk mendapatkan angka 40 itu, jumlah 46 hari harus dikurangi dengan 6 hari Minggu, karena setiap hari Minggu tetap mengacu kepada Kebangkitan Kristus dalam hal ini seperti enam oasis dalam padang gurun, di mana ada penyegaran untuk dapat melanjutkan perjalanan 40 hari menuju Paska. Simbolik angka 40 terdapat di mana-mana dalam Alkitab (umat Israel di padang gurun, Musa di atas gunung, Elia di jalan ke Horeb, puasa orang Ninewe, Yesus di padang belantara, dll).
RABU ABU. Awal Masa 40 hari.
Abu yang secara simbolik ditaruh di atas kepala atau dijadikan tempat tidur menunjukkan perendahan diri, intropeksi, perkabungan, pertobatan,
pendekatan diri kepada Tuhan: manusia tidaklah lebih daripada debu di hadapan Allah (Kejadian 18:27; 2 Samuel 13:19; Ester 4:1,3; Ayub. 2:8; 42:6
Yesaya 58:5, Yeremia 6:26; Yehezkiel 27:30; Daniel 9:3; Yunus 3:6). Dalam tradisi Protestan ’Masa 40 hari’ dan ‘Rabu Abu’ pada umumnya kurang diindahkan, mungkin karena sikap segan terhadap bentuk dan simbolik, lagi pula untuk menghindari ekses-ekses yang dulu kala terjadi menjelang masa 40 Hari itu sebagai kesempatan terakhir untuk berhura-hura (‘karnaval’). Namun kombinasi hari Minggu ke-50 sebelum Paska (7 Minggu) dengan Masa 40 hari (6 Minggu) sangat dapat menolong jemaat untuk lebih memahami dan menghayati arti (Trihari) Paska!
INVOCABIT Invocabit. (bahasa Latin) = ‘Bila ia berseru’ (Mazmur 91:15)
Sesuai dengan antifon Mazmur Pembukaan pada hari Minggu ke-6 sebelum Paska.
REMINISCERE. Reminiscere (bahasa Latin) = ‘Ingatlah’ (Mazmur 25:6)
Sesuai dengan antifon Mazmur Pembukaan pada Hari ke-5 sebelum Paska.
OCULI. Oculi (bahasa Latin) = “Mata-Ku’ (Mazmur 25:15)
Sesuai dengan antifon Mazmur Pembukaan pada hari Minggu ke-4 sebelum Paska.
LAETARE. Laetare (bahasa Latin) = ‘Bersukacitalah’ (Yesaya 66:10)
Sesuai dengan antifon untuk Mazmur 122 sebagai Mazmur Pembukaan pada hari Minggu ke-3 sebelum Paska.
JUDICA. Judica (bahasa Latin) = ‘Berilah Keadilan’ (Mazmur 43:1)
Sesuai dengan antifon Mazmur Pembukaan pada hari Minggu ke-2 sebelum Paska. Hari Minggu ini juga sering disebut hari Minggu Passio Pertama. Passio
= sengsara.
PALMARUM. ‘Hari Palma’ (band. Yohanes 12:13).
Jika tematiknya tidak berhubungan dengan perjalanan Yesus Masuk Ke Yerusalem, hari Minggu ini juga dapat disebut hari Minggu Passio Kedua.
Warna umum untuk masa Prapaska adalah: Ungu. Namun lihat keterangan untuk hari Minggu ke-7 (Quinguagesima). Lalu, sama seperti hari Minggu
Advent ke-3, hari Minggu Laetere (ke-3 sebelum Paska) memakai warna merah muda (atau tetap ungu). Jika aksentuasi hari Minggu terakhir sebelum
Paska adalah Passio (sengsara), maka warnanya ungu; jika aksentuasinya pada perjalanan Yesus masuk ke Yerusalem sebagai Raja, warnanya adalah merah (atau tetap ungu). Tidak ada keharusan dalam soal warna, namun warna dapat mengaktifkan imajinasi penghayatan!

TRIHARI PASKA

Ketiga hari dari Paska Yesus: Jumat (termasuk malam sebelumnya) Sabtu dan Minggu: Perjalanan melalui maut memasuki hidup, sejalan dengan perjalanan umat Israel melalui Laut Merah (Teberau) dan Sungai Yordan menuju ke Hidup di Tanah Perjanjian.
KAMIS PUTIH
Seharusnya bukan hari Kamis, melainkan malamnya hari Jumat Agung. Warnanya putih, karena pada malam hari itu Yesus merayakan Pesakh dengan
murid-muridnya.
JUMAT AGUNG
Peringatan riwayat sengsara Yesus (Passio) sepanjang hari. Warna: merah (atau tetap ungu; dulu: hitam). Warna merah menunjukkan martyria, yakni
‘kesaksian’ seorang martir yang dibunuh. Oleh karena itu warna merah dipakai untuk peringatan kematian Stefanus pada 26 Desember (ia disebut ‘saksi’, yakni ‘martir’ dalam Kisah para Rasul 22:20), juga untuk peringatan ‘Para Saksi Kudus’ pada 1 November (banyaknya ‘martir’ bagaikan awan sekeliling kita: Ibrani 11:1; band. Wahyu 17:6) dan terutama untuk peringatan Sengsara dan Kematian Yesus pada Hari Jumat Agung (‘Saksi yang setia’: Wahyu 1:5;3: 14).
SABTU SUNYI
Hari Ketujuh, hari Sabat, hari Perhentian, hari Istirahat. Tubuh Yesus di dalam kubur. Warna: merah.
MALAM PASKA
Sama seperti Jumat Agung mulai dengan malam sebelumnya (‘Kamis Putih’), begitu juga Hari Minggu Paska mulai dengan malamnya (sesuai dengan
perhitungan hari dulukala; lihat juga Kejadian 1:5, 8, 13 dan seterusnya). Ada gereja-gereja yang merayakannya semalam suntuk, antara lain dengan membaca bagian-bagian Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) sehubungan dengan Paska serta pelayanan Baptisan Kudus (menjelang subuh). Warna mulai dari saat matahari terbenam: putih.
MINGGU PASKASemua Hari Minggu sepanjang Tahun Liturgi mengacu kepada hari Kebangkitan ini dan disebut ‘Minggu’, karena ‘Minggu’ berarti ‘Tuhan’, yakni Tuhan yang bangkit pada hari Akhad (Akhad, bahasa Arab, sama seperti Ekhad dalam bahasa Ibrani, berarti (Hari) Pertama: Kejadian 1:5; Matius 28:1; Markus 16:2; Lukas 24:1; Yohanes 20:1). Maka hari Minggu adalah hari Tuhan (Wahyu 1:10). Kata ‘Minggu’ itu berasal dari bahasa Portugis (Dominggu(s) dan Latin Dominus, yang berarti ‘Tu(h)an’ (sehingga juga pendeta dan seorang lulusan lain dari universitas dulu dipanggil domine, ‘tuan’). Hari Minggu Paska (termasuk malamnya) hendaknya dirayakan sebagai hari peringatan Gereja yang paling meriah. Warna: putih (sepanjang seluruh Masa Paska: 7 x 7 hari, jadi sampai Hari Pentakosta (warnanya merah).
QUASIMODO GENITI. Quasimodo geniti (bahasa Latin) = Sama seperti bayi-bayi yang baru lahir’ (1 Petrus 2:2)
Hari Minggu Paska II. Nama Hari Minggu pertama sesudah Paska. Ayat ini dipakai sebagai antifon pada Mazmur Pembukaan sehubungan dengan orang-orang yang baru dibaptis pada malam Paska. Mungkin boleh dianjurkan untuk lebih menghayati makna Malam Paska itu dengan baptisan orang dewasa dan peneguhan sidi anggota-anggota baru pada malam itu juga!
MISERICORDIAS DOMINI. Misercordias Domini (bahasa Latin) = ‘Kasih Setia Tuhan’ (Mazmur 89:2, dalam kombinasi dengan Mazmur 33:5)
Hari Minggu Paska III. Ayat ini merupakan kata pertama antifon Mazmur Pembukaan. Hari Minggu ini juga sering disebut Pastor Bonus (Gembala Yang
Baik) yang sama seperti Quasimodo geniti dihubungkan dengan mereka yang baru dibaptiskan/diteguhkan sidi.
JUBILATE. Jubilate (bahasa Latin) = ‘Bersorak-sorailah’ (Mazmur 66:1)
Hari Minggu Paska IV. Antifon Mazmur Pembukaan Minggu Paska IV dimana isi Mazmur 66 jelas mengacu kepada Paska.
CANTATE. Cantate (bahasa Latin) = ‘Nyanyikanlah’ (Mazmur 98:1)
Hari Minggu Paska V. Antifon Mazmur Pembukaan untuk hari Minggu Paska V. Mazmur 98 adalah Mazmur Paska.
ROGATE. Rogate (bahasa Latin) = ‘Mintalah’
Hari Minggu Paska VI. Kali ini bukan dari Mazmur Pembukaan, melainkan sehubungan dengan doa untuk tumbuh-tumbuhan pertanian (cukup relevan!),
juga sehubungan dengan ‘panen rohani’ yang ditandai oleh perayaan Pentakosta nanti.
EXAUDI. Exaudi = ‘Dengarlah’ (Mazmur 27:7)
Hari Minggu Paska VII. Antifon Mazmur pembukaan. Ayat 10 dari Mazmur yang sama, ‘Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun Tuhan
menyambut aku’, dapat dihubungkan dengan sabda Yesus dalam Yohanes 14:18, ‘Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu’, yaitu sesudah kebangkitan dan kenaikan-Nya.

PENTAKOSTA [Pentakosta (bahasa Yunani) = ‘yang ke-50’]

Hari ke-50 sesudah Paska. Hari ke-50 itu adalah mahkota atas Masa Paska, sesuai dengan Ulangan 16:9-12. Yakni suatu pesta besar, pesta panen dan pesta kemerdekaan. Tidak kebetulan Yerusalem penuh orang pada hari ke-50 sesudah Yesus bangkit. Dan baru pada hari itu kebangkitan-Nya dipahami oleh para rasul sehingga mereka menda¬pat kekuatan dan keberanian untuk bersaksi (Kisah para Rasul 2:14,22-24, 32-33,36). Panen Paska adalah orang-orang yang menjadi percaya oleh kuasa Roh Kudus (Kisah para Rasul 2:37-42). Warna: merah, warna api, warna keberanian untuk memberi kesaksian (martyria).
TRINITAS. Trinitatis (bahasa Latin) = (Hari Minggu) Trinitas.
Perayaan hariMinggu Trinitatis baru ditetapkan pada abad ke-14. Warna: putih. Ada yang menganjurkan menghapus nama hari Minggu ini dan langsung sesudah Pentakosta memasuki Masa Biasa dengan warna hijau, karena ‘Trinitatis’ ini mengesankan semacam ‘penutupan’ siklus perayaan gerejawi. Lagipula tidak diperlukan suatu hari Minggu khusus untuk Trinitas: setiap hari Minggu dirayakan dalam nama Allah Tritunggal.

Gereja Katolik Roma dewasa ini tidak memakai lagi istilah-istilah seperti di atas, yakni nama Hari Minggu Gaudete dan Rorate coeli dalam Masa Advent serta nama semua Hari Minggu dalam Masa Prapaska dan Masa Paska, dari Esto mihi atau Invocabit sampai dengan Exaudi. Mereka agak heran mengapa justru orang Protestan mempertahankannya. Namun, Mazmur-mazmur Pembukaan yang bersangkutan tetap dipakai oleh Gereja Katolik dan banyak Gereja Protestan. Oleh karena itu semua keterangan di atas tetap diberikan. Semoga bermanfaat!

Sumber: BAKI 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.