Bagi umat Kristen di jagat raya ini, Paska adalah hari raya yang
terutama dalam Tahun Liturgi Gerejawi. Mengapa demikian? Karena Paska
adalah inti Injil keselamatan yang dikerjakan Kristus melalui kematian
dan kebangkitan Kristus. Tanpa kebangkitan Kristus maka sia-sialah iman
percaya kita kepada Kristus. Untuk menghayati dan memahami makna Masa
Paska dalam Tahun Liturgi, Bidang Koinoinia PGI telah menyisipkan
artikel dalam Buku Almanak Kristen Indonesia (BAKI) tahun 2012, sebagai
pegangan warga gereja dalam menyambut dan merayakan masa Prapaska, Masa
Paska, hingga Masa Pentakosta dan Kenaikan Tuhan Yesus Kristus. Marilah
kita menghayatinya bersama.
PASKA
Istilah Pasca, bahasa Portugis, dikembangkan melalui bahasa Latin dan
Yunani dari kata Ibrani Pesakh, yang berarti ‘lewat’. Yang lewat adalah
malaikat maut, yang dilewati adalah maut sendiri (lambangnya ialah
penyeberangan Laut Tiberau dan Sungai Yordan). Huruf terakhir dari kata
Ibrani Pesakh kemudian dalam bahasa Yunani pindah ke tengah: Paskha,
sehingga dalam bahasa Indonesia seharusnya ditulis: Paska, (tanpa ‘h’ di
ujung). Paska Kristus (lewat kematian) adalah konsekuensi pengertian
Paska dari Kitab-kitab Perjajian Lama (band. Lukas 24:44-45). Paska
adalah dasar eksistensi gereja dan seyogianya dirayakan lebih intensif
daripada hari Natal.
PRAPASKA
Masa persiapan sebelum Paska. Ada yang memulainya dengan
Septuagesima, yakni pada Hari ke-9 sebelum Paska. Lebih umum adalah Masa
40 hari sebagai masa persiapan, mulai dengan Rabu Abu. Ada juga yang
memulai Masa Prapaska dengan hari ke-50 sebelum Paska, sehingga seluruh
siklus Paska menjadi ‘100 Hari’ (sebenarnya 100 – 1 = 99 hari).
SEPTUAGESIMA. Septuagesima (bahasa Latin) = ‘yang ke-70’.
Angka
70 itu tidak menunjukkan hari ke-70 sebelum Paska, tetapi melambangkan
ke-70 bangsa di dunia (kej. 10) serta ke-70 tahun masa pembuangan di
negeri Babel (2 Tawarikh 36:21; Yeremia 25:11,12)
SEXAGESIMA. Sexagesima (bahasa Latin) = ‘yang ke-60’.
Ini hanya nama saja, sama seperti ‘yang ke-70’ tadi bukan perhitungan tepat dari hari kesekian sebelum Paska.
QUINQUAGESIMA. Quinqagesima (bahasa Latin) = ‘yang ke-50”.
Inilah perhitungan tepat hari ke-50 sebelum Paska, sama seperti Pentakosta (bahasa Yunani) adalah yang ke-50 sesudah Paska.
ESTO MIHI. Esto Mihi (bahasa Latin) = ‘Jadilah bagiku’ (Mazmur 31:3b)
Kata
pertama antifon (refren) Mazmur Pembukaan, apabila Hari Minggu ke-7
sebelum Paska (Quinguagesima) memakai tematik penampilan Yesus dalam
kemuliaan di atas gunung (sebagaimana berlaku menurut penanggalan Tahun Liturgi sebelum Konsili Trente pada abad ke-16).
Warna bagi ketiga Hari Minggu ini: Hijau (meneruskan warna Masa Biasa
sesudah Epifania); namun ada juga tradisi yang sudah mulai memakai
warna ungu di sini. Dewasa ini pada umumnya tidak dipakai lagi
Septuagesima dan Sexagesima (sehingga juga warna ungu tidak berlaku lagi
di sini. Dalam tradisi Lutheran Hari Minggu Quinguagesima tetap
dipertahankan dengan nama tradisionalnya Esto mihi, yakni sebagai titik
peralihan, menurut cerita Injil, dari perjalanan Yesus di Galilea kepada
perjalanan-Nya ke Yerusalem, yang ditandai oleh kisah tentang Yesus
yang tampak dalam kemuliaan di atas gunung bersamasama dengan Musa dan
Elia (suara dari atas: ‘Inilah Anak yang Kukasihi’). Jika itu berlaku
sebagai tematik untuk Hari Minggu ke-7 ini sebelum Paska (yakni tepat
hari ke-50), maka warnanya ialah warna Paska, yakni putih (sama seperti
‘Epifania’ dan ‘Kamis Putih’ sudah bersifat Paska sebelum Paska,
mengingat relasinya dengan Baptisan, baik dari Yesus di Sungai Yordan
maupun dari Israel di Laut Merah). Dalam Lukas 9:31 dikatakan bahwa Musa
dan Elia berbicara dengan Yesus tentang ‘tujuan kepergian-Nya’, dalam
bahasa Yunani ekshodos atau exodus-Nya yakni ‘Keluaran-Nya’, Paska-Nya
yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.
QUADRAGESIMA. Quadragesima (bahasa Latin): ‘yang keempatpuluh’.
Hari
ke-40 sebelum Paska, yang juga disebut ‘Rabu Abu’. Jika dihitung
menurut jumlah hari antara Rabu Abu dan Paska, maka ternyata jumlah itu
bukan 40, melainkan 46. Maka untuk mendapatkan angka 40 itu, jumlah 46
hari harus dikurangi dengan 6 hari Minggu, karena setiap hari Minggu
tetap mengacu kepada Kebangkitan Kristus dalam hal ini seperti enam
oasis dalam padang gurun, di mana ada penyegaran untuk dapat melanjutkan
perjalanan 40 hari menuju Paska. Simbolik angka 40 terdapat di
mana-mana dalam Alkitab (umat Israel di padang gurun, Musa di atas
gunung, Elia di jalan ke Horeb, puasa orang Ninewe, Yesus di padang
belantara, dll).
RABU ABU. Awal Masa 40 hari.
Abu yang secara
simbolik ditaruh di atas kepala atau dijadikan tempat tidur menunjukkan
perendahan diri, intropeksi, perkabungan, pertobatan,
pendekatan diri
kepada Tuhan: manusia tidaklah lebih daripada debu di hadapan Allah
(Kejadian 18:27; 2 Samuel 13:19; Ester 4:1,3; Ayub. 2:8; 42:6
Yesaya
58:5, Yeremia 6:26; Yehezkiel 27:30; Daniel 9:3; Yunus 3:6). Dalam
tradisi Protestan ’Masa 40 hari’ dan ‘Rabu Abu’ pada umumnya kurang
diindahkan, mungkin karena sikap segan terhadap bentuk dan simbolik,
lagi pula untuk menghindari ekses-ekses yang dulu kala terjadi menjelang
masa 40 Hari itu sebagai kesempatan terakhir untuk berhura-hura
(‘karnaval’). Namun kombinasi hari Minggu ke-50 sebelum Paska (7 Minggu)
dengan Masa 40 hari (6 Minggu) sangat dapat menolong jemaat untuk lebih
memahami dan menghayati arti (Trihari) Paska!
INVOCABIT Invocabit. (bahasa Latin) = ‘Bila ia berseru’ (Mazmur 91:15)
Sesuai dengan antifon Mazmur Pembukaan pada hari Minggu ke-6 sebelum Paska.
REMINISCERE. Reminiscere (bahasa Latin) = ‘Ingatlah’ (Mazmur 25:6)
Sesuai dengan antifon Mazmur Pembukaan pada Hari ke-5 sebelum Paska.
OCULI. Oculi (bahasa Latin) = “Mata-Ku’ (Mazmur 25:15)
Sesuai dengan antifon Mazmur Pembukaan pada hari Minggu ke-4 sebelum Paska.
LAETARE. Laetare (bahasa Latin) = ‘Bersukacitalah’ (Yesaya 66:10)
Sesuai dengan antifon untuk Mazmur 122 sebagai Mazmur Pembukaan pada hari Minggu ke-3 sebelum Paska.
JUDICA. Judica (bahasa Latin) = ‘Berilah Keadilan’ (Mazmur 43:1)
Sesuai
dengan antifon Mazmur Pembukaan pada hari Minggu ke-2 sebelum Paska.
Hari Minggu ini juga sering disebut hari Minggu Passio Pertama. Passio
= sengsara.
PALMARUM. ‘Hari Palma’ (band. Yohanes 12:13).
Jika
tematiknya tidak berhubungan dengan perjalanan Yesus Masuk Ke
Yerusalem, hari Minggu ini juga dapat disebut hari Minggu Passio Kedua.
Warna
umum untuk masa Prapaska adalah: Ungu. Namun lihat keterangan untuk
hari Minggu ke-7 (Quinguagesima). Lalu, sama seperti hari Minggu
Advent
ke-3, hari Minggu Laetere (ke-3 sebelum Paska) memakai warna merah muda
(atau tetap ungu). Jika aksentuasi hari Minggu terakhir sebelum
Paska
adalah Passio (sengsara), maka warnanya ungu; jika aksentuasinya pada
perjalanan Yesus masuk ke Yerusalem sebagai Raja, warnanya adalah merah
(atau tetap ungu). Tidak ada keharusan dalam soal warna, namun warna
dapat mengaktifkan imajinasi penghayatan!
TRIHARI PASKA
Ketiga hari dari Paska Yesus: Jumat (termasuk malam sebelumnya)
Sabtu dan Minggu: Perjalanan melalui maut memasuki hidup, sejalan dengan
perjalanan umat Israel melalui Laut Merah (Teberau) dan Sungai Yordan
menuju ke Hidup di Tanah Perjanjian.
KAMIS PUTIH
Seharusnya bukan hari Kamis,
melainkan malamnya hari Jumat Agung. Warnanya putih, karena pada malam
hari itu Yesus merayakan Pesakh dengan
murid-muridnya.
JUMAT AGUNG
Peringatan riwayat sengsara Yesus
(Passio) sepanjang hari. Warna: merah (atau tetap ungu; dulu: hitam).
Warna merah menunjukkan martyria, yakni
‘kesaksian’ seorang martir
yang dibunuh. Oleh karena itu warna merah dipakai untuk peringatan
kematian Stefanus pada 26 Desember (ia disebut ‘saksi’, yakni ‘martir’
dalam Kisah para Rasul 22:20), juga untuk peringatan ‘Para Saksi Kudus’
pada 1 November (banyaknya ‘martir’ bagaikan awan sekeliling kita:
Ibrani 11:1; band. Wahyu 17:6) dan terutama untuk peringatan Sengsara
dan Kematian Yesus pada Hari Jumat Agung (‘Saksi yang setia’: Wahyu
1:5;3: 14).
SABTU SUNYI
Hari Ketujuh, hari Sabat, hari Perhentian, hari Istirahat. Tubuh Yesus di dalam kubur. Warna: merah.
MALAM PASKA
Sama seperti Jumat Agung mulai dengan
malam sebelumnya (‘Kamis Putih’), begitu juga Hari Minggu Paska mulai
dengan malamnya (sesuai dengan
perhitungan hari dulukala; lihat juga
Kejadian 1:5, 8, 13 dan seterusnya). Ada gereja-gereja yang merayakannya
semalam suntuk, antara lain dengan membaca bagian-bagian Alkitab
(Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) sehubungan dengan Paska serta
pelayanan Baptisan Kudus (menjelang subuh). Warna mulai dari saat
matahari terbenam: putih.
MINGGU PASKASemua Hari Minggu sepanjang Tahun
Liturgi mengacu kepada hari Kebangkitan ini dan disebut ‘Minggu’, karena
‘Minggu’ berarti ‘Tuhan’, yakni Tuhan yang bangkit pada hari Akhad
(Akhad, bahasa Arab, sama seperti Ekhad dalam bahasa Ibrani, berarti
(Hari) Pertama: Kejadian 1:5; Matius 28:1; Markus 16:2; Lukas 24:1;
Yohanes 20:1). Maka hari Minggu adalah hari Tuhan (Wahyu 1:10). Kata
‘Minggu’ itu berasal dari bahasa Portugis (Dominggu(s) dan Latin
Dominus, yang berarti ‘Tu(h)an’ (sehingga juga pendeta dan seorang
lulusan lain dari universitas dulu dipanggil domine, ‘tuan’). Hari
Minggu Paska (termasuk malamnya) hendaknya dirayakan sebagai hari
peringatan Gereja yang paling meriah. Warna: putih (sepanjang seluruh
Masa Paska: 7 x 7 hari, jadi sampai Hari Pentakosta (warnanya merah).
QUASIMODO GENITI. Quasimodo geniti (bahasa Latin) = Sama seperti bayi-bayi yang baru lahir’ (1 Petrus 2:2)
Hari Minggu Paska II. Nama Hari Minggu pertama sesudah Paska. Ayat
ini dipakai sebagai antifon pada Mazmur Pembukaan sehubungan dengan
orang-orang yang baru dibaptis pada malam Paska. Mungkin boleh
dianjurkan untuk lebih menghayati makna Malam Paska itu dengan baptisan
orang dewasa dan peneguhan sidi anggota-anggota baru pada malam itu
juga!
MISERICORDIAS DOMINI. Misercordias Domini (bahasa Latin) = ‘Kasih Setia Tuhan’ (Mazmur 89:2, dalam kombinasi dengan Mazmur 33:5)
Hari
Minggu Paska III. Ayat ini merupakan kata pertama antifon Mazmur
Pembukaan. Hari Minggu ini juga sering disebut Pastor Bonus (Gembala
Yang
Baik) yang sama seperti Quasimodo geniti dihubungkan dengan mereka yang baru dibaptiskan/diteguhkan sidi.
JUBILATE. Jubilate (bahasa Latin) = ‘Bersorak-sorailah’ (Mazmur 66:1)
Hari Minggu Paska IV. Antifon Mazmur Pembukaan Minggu Paska IV dimana isi Mazmur 66 jelas mengacu kepada Paska.
CANTATE. Cantate (bahasa Latin) = ‘Nyanyikanlah’ (Mazmur 98:1)
Hari Minggu Paska V. Antifon Mazmur Pembukaan untuk hari Minggu Paska V. Mazmur 98 adalah Mazmur Paska.
ROGATE. Rogate (bahasa Latin) = ‘Mintalah’
Hari
Minggu Paska VI. Kali ini bukan dari Mazmur Pembukaan, melainkan
sehubungan dengan doa untuk tumbuh-tumbuhan pertanian (cukup relevan!),
juga sehubungan dengan ‘panen rohani’ yang ditandai oleh perayaan Pentakosta nanti.
EXAUDI. Exaudi = ‘Dengarlah’ (Mazmur 27:7)
Hari
Minggu Paska VII. Antifon Mazmur pembukaan. Ayat 10 dari Mazmur yang
sama, ‘Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun Tuhan
menyambut
aku’, dapat dihubungkan dengan sabda Yesus dalam Yohanes 14:18, ‘Aku
tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu’, yaitu sesudah
kebangkitan dan kenaikan-Nya.
PENTAKOSTA [Pentakosta (bahasa Yunani) = ‘yang ke-50’]
Hari ke-50 sesudah Paska. Hari ke-50 itu adalah mahkota atas Masa
Paska, sesuai dengan Ulangan 16:9-12. Yakni suatu pesta besar, pesta
panen dan pesta kemerdekaan. Tidak kebetulan Yerusalem penuh orang pada
hari ke-50 sesudah Yesus bangkit. Dan baru pada hari itu kebangkitan-Nya
dipahami oleh para rasul sehingga mereka menda¬pat kekuatan dan
keberanian untuk bersaksi (Kisah para Rasul 2:14,22-24, 32-33,36). Panen
Paska adalah orang-orang yang menjadi percaya oleh kuasa Roh Kudus
(Kisah para Rasul 2:37-42). Warna: merah, warna api, warna keberanian
untuk memberi kesaksian (martyria).
TRINITAS. Trinitatis (bahasa Latin) = (Hari Minggu) Trinitas.
Perayaan
hariMinggu Trinitatis baru ditetapkan pada abad ke-14. Warna: putih.
Ada yang menganjurkan menghapus nama hari Minggu ini dan langsung
sesudah Pentakosta memasuki Masa Biasa dengan warna hijau, karena
‘Trinitatis’ ini mengesankan semacam ‘penutupan’ siklus perayaan
gerejawi. Lagipula tidak diperlukan suatu hari Minggu khusus untuk
Trinitas: setiap hari Minggu dirayakan dalam nama Allah Tritunggal.
Gereja Katolik Roma dewasa ini tidak memakai lagi istilah-istilah
seperti di atas, yakni nama Hari Minggu Gaudete dan Rorate coeli dalam
Masa Advent serta nama semua Hari Minggu dalam Masa Prapaska dan Masa
Paska, dari Esto mihi atau Invocabit sampai dengan Exaudi. Mereka agak
heran mengapa justru orang Protestan mempertahankannya. Namun,
Mazmur-mazmur Pembukaan yang bersangkutan tetap dipakai oleh Gereja
Katolik dan banyak Gereja Protestan. Oleh karena itu semua keterangan di
atas tetap diberikan. Semoga bermanfaat!
Sumber: BAKI 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.