Kamis, 03 Mei 2012
Facing the Giants
Dalam potongan film di Youtube, yang diambil dari film Facing the Giants
digambarkan kisah dramatis tentang
seorang pelatih American football yang berusaha memotivasi seorang anak
asuhannya, Brock. Diceritakan
bagaimana si Brock ini begitu frustrasi dengan prestasi mereka yang begitu payah
dan yakin timnya
tidak akan bisa menang.
Untuk meyakinkannya, si pelatih meminta Brockmelakukan death crawl sambil
ditutup matanya. Dia
harus menggendong rekannya sambil merangkak sejauh mungkin. Brock sendiri yakin,
dia hanya bisa merangkak
sejauh 20 yard. Karena itu, sambil meringis dan mengeluh dirinya tidak mampu,
dia masih terus
merangkak.
Di sampingnya, si pelatih terus memompa semangatnya. Bahkan, ada saat di mana
Brock merasa sudah tidak
sanggup lagi dan ingin menyerah. Namun, si pelatih masih terus berteriak
memompakan semangat baginya.
Sampai akhirnya ketika tenaganya habis dan Brock dipersilakan membuka penutup
matanya. Tanpa
disadarinya dia telah merangkak sejauh 100 yard atau seluruh lapangan!
Film ini menggambarkan dengan bagus suatu kondisi di mana terkadang kita harus
berhadapan dengan raksasa
kita. Raksasa-raksasan ini berdiri di antara diri kita bersama mimpi-mimpi kita.
Celakanya, banyak di antara
kita yang akhirnya dikalahkan oleh raksasa-raksasa ini. Bahkan sebelum mereka
sempat bertempur.
Tulisan kali ini mengajak kita untuk melihat minimal tiga raksasa yang sering
menjadi penghalang bagi kita
dan harus kita hadapi.
1. Limiting Beliefs
Raksasa pertama ini memang harus dilewati. Jika tidak, kita tidak pernah tahu di
mana kemampuan kita yang
sesungguhnya. Contoh paling menarik adalah saat Charles Yeager, seorang test
pilot di Amerika yang
berhasil melewati batas kecepatan suara pada1947. Saat itu, semua orang percaya
bahwa kecepatan suara adalah
suatu hal yang mustahil dilewati. Namun, dengan pesawatnya dan keyakinannya,
akhirnya Charles Yeager
bisa mematahkan keyakinan berabad-abad bahwa orang tidak mungkin melewati batas
kecepatan suara itu. Dia
pun membuka era supersonik yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Untuk itu, mari kita pikirkan apakah raksasa pertama yang ada di kepala kita
sekarang. Ia selalu
menunjukkan kepada kita keterbatasan dan hal-hal yang dianggap kita tidak bisa
dilakukan. Dalam hal ini,
marilah kita selalu percaya, kalau kita tidak pernah mencoba, kita tidak pernah
akan tahu seberapa besar
kemampuan yang kita miliki. Inilah raksasa pertama yang harus ditaklukkan.
2. Goal Distraction
Raksasa kedua adalah raksasa distraksi (distraction) yang selalu berusaha
mengaburkan kita dari
impian-impian kita. Raksasa ini berusaha membuat kita terganggu, teralihkan
ataupun justru berfokus pada
hal-hal lain, selain impian dan cita-cita kita. Raksasa ini selalu memberikan
kesibukan atau
memberikan kita pilihan ataupun kata-kata dalam pikiran kita sehingga kita tidak
bisa mewujudkan
impian kita. Raksasa ini memberikan kepada kita kalimat seperti,
"Kumpulin modal dulu, baru bisa meraih mimpimu",
"Ayo istirahat dulu, kan kamu sudah kerja keras",
"Ayo kamu harus bisa punya kemampuan dan ilmunya, baru kamu bisa jalankan
impianmu",
"Kamu terlalu muda. Tunggulah dahulu".
Raksasa-raksasa ini yang membuat kita akhirnya jadi sibuk menunda-nunda dan
akhirnya jadi
tidak melakukan apa yang direncanakan.
Menghadapi raksasa kedua ini, kita harus tahu manakah yang merupakan
'pengalihan' dari impian kita sehingga
kita jadi menunda-nunda dan sibuk dengan segala urusan yang lain, selain
mengurusi mimpi kita.
Tujuan raksasa satu ini memang membuat kita teralihkan sehingga lama-kelamaan
kita jadi kehilangan momentum
sehingga kita pun kehilangan semangat. Bahkan lupa dengan impian kita.
Hati-hati dengan raksasa kedua ini.
3. Fear
Raksasa ketiga dalam kehidupan kita adalah raksasa ketakutan. Raksasa ini
tujuannya cuma satu, yakni
menanamkan dalam diri kita ketakutan dan kekhawatiran sehingga kita tidak bisa
mewujudkan apa pun. Ketakutan
itu membuat kita lumpuh.
Salah satu contoh bagus adalah tatkala perang urat syaraf yang sering
berlangsung pada saat-saat
menjelang pertandingan besar dalam olahraga. Saat-saat itu, para pelatih atau
pemain berusaha menciptakan
teror mental yang isinya menakut-nakuti tim yang lebih rendah ataupun pribadi
yang lebih kecil sehingga
mereka mengalami proses ketakutan. Ketakutan inilah yang akhirnya membuat mereka
tidak mampu tampil secara
maksimal karena mareka sudah takut kalah duluan.
Tidaklah mengherankan jika banyak orang mengatakan FEAR sebagai singkatan dari
False Evidence Appear Real
(bukti-bukti palsu yang tampaknya benar). Atau, dalam kamus saya, saya lebih
senang menggunakan singkatan
dari FEAR adalah Fantasized Experience Appreal Real, yakni pengalaman fantasi
(palsu) yang dianggap
kenyataan.
Mengapa demikian? Karena dalam benak dan pikiran kita, kita sudah telanjur
membayangkan hal-hal yang buruk
dan hal itulah yang kita percaya akan terjadi. Justru itulah yang kemudian
menjadi ketakutan yang sungguh
membelenggu kita.
Marilah pada kesempatan ini kita bangkit, berdiri, dan dengan tekad yang bulat
berusaha mengalahkan
raksasa-raksasa tersebut. Ingatlah, sebagaimana dalam kisah terkenal yang
seringkali diceritakan pada
anak-anak kita soal Daud yang mengalahkan Goliath, si raksasa.
Dengan hanya bermodalkan ketapel, Daud yang didukung oleh Tuhan akhirnya bisa
mengalahkan Goliath, raksasa
yang luar biasa itu. Maka, marilah kita juga yakin dengan dilandasi doa-doa
kita. Kita bisa mengalahkan
berbagai raksasa yang menghalangi pencapaian impian.
--
salam,
Anthony Dio Martin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.